Total Tayangan Halaman

Rabu, 30 November 2011

Berkah dari melaksanakan shalat Part 1.

"KEPENTINGAN SHALAT"
Pasal Pertama 

Keutamaan Sahalat
Hadits ke-1
Artinya : 

"Dari Ibnu Umar r.a berkata, Rasulullah saw, bersabda, 'Bangunan Islam ditegakkan di atas lima tiang: bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; mendirikan shalat; membayar zakat; melaksanakan ibadah haji; dan berpuasa di bulan Ramadhan." (Hr. Imam Bukhari dan Muslim)

      Lima perkara ini adalah asas terbesar dan rukun terpenting dalam Islam.
Rasulullah saw, Menggambarkan agama islam seperti sebuah kemah yang di sangga oleh lima batang tiang. Tiang tengah nya adalah kalimah syahadat. Sedangkan empat lainnya adalah tiang pendukung untuk menyangga keempat sudut kemah itu. Tanpa tiang tengah, kemah itu tidak dapat berdiri tegak. Sedangkan dari satu tiang dari keempat tiang sudut itu tidak ada, kemah itu masih bisa berdiri, namun kondisinya miring dan tidak sempurna.

      Setelah membaca hadits ini, marilah kita lihat keadaan kita, sejauh manakah kita tegakkan tiang-tiang Islam ini? Dan diantara kelima tiang itu, tiang yang manakah yang telah kita tegakan dengan sempurna? Kelima rukun Islam ini sangat penting, sehingga di tetapkan sebagai dasar Islam.
Sungguh pun tidak setiap muslimmampu melaksanakan kelima rukun Islam tersebut, namun shalat merupakan kewajiban yang harus dijaga, karena shalat adalah perkara yang terpenting setelah iman. Abdullah bin Mas'ud r.a berkata, "Saya pernah berkata kepada Rasulullah saw, 'Amalan apakah yang paling dicintai Allah Swt.?' Beliau menjawab, "Shalat." Kemudian saya bertanya lagi, " Apa lagi setelah itu?" Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua." Saya bertanya lagi, "Apalagi setelah itu?" Beliau menjawab, "Jihad."

      Mulla Aki Qari rah.a. berkata bahwa menurut para ulama, hadits ini merupakan dalil yang menyatakan bahwa shalat adalah kewajiban agama yang paling penting setelah iman.
Hal ini diperkuat lagi oleh hadits shahih yang artinya :

"Shalat adalah sebaik-baik amalan yang di tetapkan Allah untuk hamba-Nya."

      Masih banyak Hadits shahih lain yang intinya menjelaskan bahwa sebaik-baik amalan adalah shalat. Dalam kitab Jami'ush Shaghir, lima orang sahabat r.a., yaitu Tsauban, Ibnu Umar, Salmah, Abu Umamah, dan Ubadah r.a., bahwa amalan yang paling utama adalah shalat tepat pada waktunya, sedangkan dalam riwayat Ibnu Umar dan Ummu Farwah r.a., disebutkan bahwa amalan yang paling utama adalah shalat pada awal waktu. Maksud dari beberapa hadits yang artinya hampir sama ini adalah satu, yakni shalat adalah perintah terpenting setelah beriman. 

Terjemahan dari beberapa hadits Rasulullah saw :
  1. Shalat adalah jihad yang paling utama.
  2. Shalat adalah cahaya bagi orang yang beriman. 
  3. Shalat adalah tiang agama. 
  4. Apabila suatu musibah turun dari langit, maka orang-orang yang memakmurkan mesjid akan terhindar darinya. 
  5. Shalat adalah anak kunci pintu surga. 
  6. Kedudukan shalat dalam agama adalah seperti kepala pada badan. 
  7. Allah swt. Mengharamkan api neraka bagi anggota tubuh yang di gunakan untuk bersujud.
  8. Perintah pertama yang di turunkan Allah Swt. kepada umatku adalah shalat, dan yang pertama kali akan di hisab pada hari Kiamat adalah Shalat.
  9. Takutlah kepada Allah mengenai shalat! Takutlah kepada AllahTakutlah kepada Allah mengenai shalat! mengenai shalat! 
  10. Pembatas antara seseorang dengan syirik adalah shalat.
  11. Ciri orang muslim adalah shalat. Seseorang yang mengerjakan shalatnya dengan hati yang khusyu, menjaga waktu-waktunya, dan memperhatikan sunnah-sunnahnya, maka dia adalah seorang yang beriman.
  12. Allah Swt. tidak mewajibkan sesuata yang lebih utama daripada iman dan shalat. Seandainya ada sesuatu kewajiban yang lebih utama daripada itu,niscahya Allah Swt. akan memerintahkan para malaikat-Nya yang sebagian dari mereka senantiasa ruku dan sebagian lagi terus menerus sujud.
  13. Shalat menghitamkan mulut syetan.
  14. Selagi seseorang menjaga shalatnya, maka Allah Swt. mencurahkan seluruh perhatian-Nya, tetapi jika ia melalaikan shalatnya, maka perhatian Allah akan terlepas.
Hadits Ke-2
Yang artinya:
“Dari Abu Dzar r.a., Bahwasannya Rasulullah saw. Keluar dari rumahnya ketika musim dingin, waktu itu daun-daun berguguran. Rasulullah saw. Mengambil ranting dari sebatang pohon, sehingga daun-daun di ranting itupun banyak berguguran. Kemudian Rasulullah saw. Bersabda, ‘Wahai Abu Dzar!’ Saya menyahut, Labbaik, ya Rasulullah. ‘Lalu beliau bersabda, ‘Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya.” (Hr.Ahmad – at Targhib).

Pada musim dingin, biasanya daun-daun berguguran dari pohonnya, bahkan ada beberapa pohon yang daunnya tidak tersisa selembar  pun. Dengan sabdanya ini Rasulullah saw., menerangkan bahwa seperti itulah kesan shalat yang dilaksanakan dengan ikhlas, yaitu seluruh dosa-dosanya akan diampuni dan tidak tersisa sedikit pun. Namun perlu diperhatikan, menurut penelitian para alim ulama, hanya dosa-dosa kecil saja yang akan diampuni dengan shalat dan ibadah-ibadah lainnya, sedangkan dosa-dosa besar tidak akan diampuni kecuali dengan bertaubat. Oleh karena itu disamping mengerjakan shalat, hendaknya kita bertaubat dan memohon ampun, serta tidak lalai darinya. Adapun pengampunan Allah atas dosa-dosa besar seseorang dengan sebab kemurahan-Nya, maka itu adalah perkara lain.

Hadits Ke-3
Yang artinya :
Dari Abu Utsman r.a., berkata, “ Saya bersama Salman berada dibawah sebatang pohon. Lalu dia mengambil sebatang ranting kering, kemudian dia berkata kepada saya, ‘Wahai Abu Utsman! Mengapa engkau tidak bertanya kepada saya mengapa saya berbuat seperti ini?’ Saya pun berkata, ‘Mengapaengkau berbuat demikian?’ Dia menjawab, ‘Biginilah yang dilakukan Rasulullah saw. Kepada saya ketika saya bersama beliaudi bawah sebatang pohon. Beliau mengambil ranting kering dan menggoyang-goyangkannya sehingga daun-daunnya berguguran. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Salman, mengapa engkau tidak bertanya kepada saya, mengapa saya berbuat seperti ini?’ Saya pun bertanya, ‘Mengapa engkau berbuat demikian?’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya jika seorang muslim berwudhudan menyempurnakan wudhunya, kemudian melaksanakan shalat lima waktu, niscahya dosa-dosanya berguguran sebagaimana daun-daunini berguguran.” Lalu Rasulullah saw. Membacakan ayat Al-Qur’an yang artinya : “Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang dan pada sebagian permulaan malam. Sesungguhnya amal kebaikan akan menghapuskan dosa-dosa. Itulah peringatan bagi orang-orang yang mau ingat.” ( Hr. Ahmad, Nasa’I dan Thabrani)

Perbuatan-perbuatan yang ditunjukan oleh Salman r.a. adalah contoh kecil tentang kecintaan para sahabat kepada Rasulullah saw.. apabila seseorang mencintai orang lain, biasanya senang berbuat atau meniru-niru perbuatan orang yang dicintainya. Orang yang telah merasakan manisnya cinta, maka dia akan mengetahui hakekatnya secara baik. Begitu juga para sahabat r.a. dalam meriwayatkan hadits-hadits dari Rasulullah saw. Mereka juga memperagakan gerak-gerik beliau saw. Persis sebagaimana yang mereka lihat waktu beliau saw. Meriwayatkan hadits itu.

Hadits-hadits yang mengenai kepentingan shalat dan pengampunan dosa-dosa bagi orang yang mengerjakan ini tidak terhitung banyaknya, karena itu sulit untuk disebutkan semuanya.

Hadits yang mengandung keterangan-keterangan seperti itu juga telah di riwayatkan sebelumnya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut para ulama pengampunan dosa melalui shalat itu terbatas pada dosa-dosa kecil saja. Akan tetapi dalam hadits-hadits tersebut, tidak ada batasan dosa kecil ataupun dosa besar, yang ada adalah mutlak dosa-dosa saja. Ayah saya memberi dua penjelasan tentang perkara ini sewaktu beliau memberikan pelajaran:
Pertama ; melakukan dosa besar adalah perkara yang tidak mungkin bagi seorang muslim sebab dosa besar merupakan dosa yang sangat sulit untuk dibersihkan. Kalaupun itu terjadi, maka jiwanya tidak akan merasa tenang sebelum ia bertaubat dari dosa besar itu. Sedangkan tuntutan atas jati diri setiap muslim apabila melakukan suatu dosa besar, adalah dia harus menyesali dengan penyesalan yang sedalam-dalamnya, juga tidak boleh merasa tenang sebelum mensucikan dirinya dari dosa besarnya tersebut. Adapun mengenai dosa kecil, kadang-kadang seseorang tidak begitu memperhatikan dan menyesalinya karena dia mempunyai harapan bahwa dengan shalat dan ibadah-ibadah lainnya dosa-dosa kecil itu akan dimaafkan.
Kedua ; seseorang yang melaksanakan shalat dengan ikhlas, serta menjaga adab dan sunnah-sunnahnya, berarti dia pun sering bertaubat dan beristighfardengan jumlah yang dia tidak mengetahuinya. Seperti doa pada tahiyyat akhir:
Yang artinya : ( Ya Allah, saya telah banyak menganiaya diri saya sendiri, dan tiada yang sanggup mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka ampunilah saya dengan ampunan-Mu, dan rahmatilah saya, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) yang merupakan permintaan taubat dan istighfar.

Dalam hadits di atas terdapat perintah-perintah supaya menyempurnakan wudhu, maksudnya ketika kita hendaklah mengetahui dan memperhatikan adab-adab wudhu dan sunnah-sunnahnya. Misalnya bersiwak, ini merupakan salah satu sunnah dalam berwudhu, tetapi sering di abaikan, padahal dalam sebuah hadits diterangkan bahwa dua rakaat shalat yang dikerjakan setelah bersiwak adalah lebih utama dari tujuh puluh rakaat shalat yang dikerjakan tanpa bersiwak. Dalam hadits lain disebutkan : “Hendaklah kalian menjaga siwak, karena di dalamnya ada sepuluh manfaat ;
1.      Membersihkan mulut.
2.      Penyebab Ridho Allah.
3.      Membuat syetan marah.
4.      Allah dan para malaikat-Nya mencintai orang bersiwak.
5.      Menguatkan gigi.
6.      Menghilangkan dahak.
7.      Mewangikan mulut.
8.      Mengurangi warna kekuningan pada gigi.
9.      Menajamkan mata.
10.  Menghilangkan bau mulut, dan selain itu, bersiwak adalah salah satu sunnah Rasulullah saw..” (al Munabbihat – Ibnu Hajar).

Para ulama telah meneliti tentang keutamaan-keutamaan menjaga siwak, mereka menyimpulkan bahwa di dalamnya terdapat 70 manfaat, salah satunya adalah akan diberi kemudahan mengucapkan kalimat syahadat ketika meninggal dunia. Sebaliknya, madat mengandung 70 madharat, salah satunya adalah lupa mengucapkan kalimat syahadat ketika meninggal dunia. Banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan keutamaan berwudhu dengan sempurna. Sebuah hadits menyebutkan bahwa anggota tubuh yang terkena air wudhu akan bercahaya dan berkilau pada hari kiamat, dan dengan itulah Rasulullah saw. akan langsung dapat mengenali umatnya.

Hadits Ke-4a
Yang artinya :

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Saya mendengarkan Rasulullah saw. Bersabda, ‘Bagaimana pendapat kalian, jika di depan rumah ada seorang dari kalian terdapat sebuah sungai yang mengalir dan dia mandi di dalamnya lima kali sehari, apakah akan tersisa kotoran di tubuhnya?’ Mereka menjawab, Tidak akan tersisa kotoran di tubuhnya sedikitpun. ‘Rasulullah saw. bersabda, ‘Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosa.” ( Hr. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i )
Hadits Ke-4b
Yang artinya :

Dari Jabir r.a. meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan shalat lima waktu bagaikan sungai yang dalam dan mengalir di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian, dan dia mandi di dalamnya lima kali sehari.” ( Hr. Muslim – at Targhib )

Biasanya air mengalir itu bersih dari kotoran dan lain-lain. Semakin dalam air itu, semakin bersih dan jernih. Karena itulah di dalam hadits ini diterangkan tentang aliran air dan kedalamannya. Jadi semakin bersih air yang dipergunakan seseorang untuk mandi, maka semakin bersih pula badannya. Kedua hadits di atas intinya menerangkan bahwa shalat yang di kerjakan memenuhi segala adab dan sunnah-sunnahnya akan menghapuskan dosa-dosa. Masih banyak hadits yang menerangkan perkara ini walaupun dengan lafadz yang berbeda.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudri r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “ saat-saat yang ada di lima waktu shalat merupakan kaffarah (penghapusan dosa). “Yaitu dosa kecil yang diantara satu shalat dengan shalat berikutnya akan diampuni dengan keberkahan shalat. Setelah itu, Rasulullah saw.  Bersabda, “Seperti seseorang yang bekerja di sebuah pabrik, maka debu dan kotoran mengotori badannya, tetapi di antara pabrik dan rumahnya terdapat lima buah sungai. Apabila dia kembali dari pabriknya maka dia mandi di tiap-tiap sungai itu. Begitulah perumpamaan shalat yang lima waktu. “Apabila diantara waktu shalat terjadi kesalahan, dosa dan lain-lain, maka dengan sebab doa dan istighfar yang dilakukan dalam shalat, niscahya Allah Swt. Akan mengampuninya.

Maksud dari berbagai perumpamaan di atas adalah untuk memberikan pemahaman bahwa shalat memiliki kesan yang kuat dalam pengampunan dosa. Karena melalui perumpamaan biasanya sesuatu akan lebih mudah difahami, maka melalui perumpamaan-perumpamaan inilah Rasulullah saw. Menjelaskan keutamaan-keutamaan shalat dalam hadits-hadits di atas. Apabila kita tidak mau mengambil manfaat dari rahmat, luasnya ampunan, kelembutan, kenikmatan, dan kemurahan Allah Swt., maka ini bukan kesalahan siapa-siapa, tetapi merupakan kesalahan diri kita sendiri. Kita sering melakukan dosa, tidak taat, berpaling dari hukum-hukum Allah, dan sering melakukan kesalahan di dalam melaksanakan perintah Allah Swt, konsekuensi dari semua masalah ini adalah kita pantas mendapat siksa dari Raja Yang Maha Kuasa dan Maha Adil. Tetapi Allah Swt. Dengan segala kemurahan-Nya telah memberitahukan kepada kita cara menebus ketidaktaatan dan keingkaran itu. Apabila kita tidak juga mau memanfaatkan kemurahan Allah ini, maka sesungguhnya itu adalah kebodohan kita sendiri. Sesungguhnya rahmat dan kelembutan Allah sangatlah berlimpah kepada kita. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw., “seseorang yang ketika hendak tidur berniat melaksanakan shalat tahajud, tetapi kemudian dia tertidur terus, maka dia akan mendapat pahala shalat tahajud.” (at Targhib). Sungguh mudah agama ini dan sungguh luas karunia Allah Swt., maka betapa ruginya kalau kita tidak berusaha mendapatkannya.

Tidak ada komentar: