Kisah kali ini menunjukkan bukti keagungan amal istighfar yang sungguh
bermanfaat bagi kehidupan kita. Ada seorang hamba Allah yang mengaku
mendapatkan keberkahan berupa terkabulnya setiap doa yang ia panjatkan
karena rajin melantunkan istighfar setiap saat. Semoga kisah ini dapat
mempertebal keyakinan kita akan dalil-dalil al-Qur'an dan hadis sehingga
kita tetap istiqomah untuk mengambil solusi dari ajaran Islam yang
pasti benar dan menyelamatkan.
Kisah ini terjadi pada zaman
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu. Pada suatu saat ketika sedang
berpergian, Imam Ahmad ingin menginap di sebuah masjid, dimana beliau
berniat untuk menghabiskan malamnya disana. Namun nampaknya penjaga
masjid tidak mengenali siapa beliau ini sehingga ketika beliau meminta
izin untuk berada di dalam masjid hingga datangnya waktu subuh, sang
penjaga masjid menolaknya. Meskipun beliau sudah berulangkali membujuk
sang penjaga masjid untuk diizinkan bermalam di sana, namun keputusan
dari penjaga masjid agaknya tidak dapat diganggu gugat. Akhirnya Imam
Ahmad dikeluarkan dari area masjid dan beliau terpaksa mencari tempat
bermalam di lain tempat.
Ketika beliau diusir hingga keluar
area masjid, kebetulan lewatlah seorang tukang penjual roti yang melihat
kejadian itu. Agaknya tukang roti itu tertarik untuk mengetahui apa
yang sedang terjadi kepada Imam Ahmad sampai diusir oleh penjaga masjid.
Ketika Imam Ahmad menceritakan yang dialaminya kepada tukang roti, si
tukang roti ini menjadi iba, dan dengan kebaikan hatinya ia menawarkan
Imam Ahmad untuk menginap di rumah tukang roti. Senang dengan tawaran si
tukang roti, Imam Ahmad lantas menerima tawaran tersebut dan mereka
berdua berjalan menuju rumah si pembuat roti.
Di rumah pembuat
roti, Imam Ahmad dijamu dengan baik layaknya seorang tamu. Entah karena
ingin menyembunyikan identitas atau karena tidak ditanya oleh tuan
rumah, Imam Ahmad tidak mengenalkan dirinya sebagai Imam Ahmad bin
Hanbal, seorang ulama besar yang namanya begitu tersohor. Lalu setelah
beberapa saat bercengkerama, si pembuat roti mempersilakan Imam Ahmad
untuk beristirahat, sementara ia sendiri menyiapkan adonan untuk membuat
roti untuk ia jual esok hari. Lalu ada yang menarik perhatian Imam
Ahmad dari pembuat roti ini. Si pembuat roti bekerja sambil melantunkan
istighfar. Ia terus beristighfar dan terus melafalkannya sampai
pekerjaannya selesai. Hal ini didengar oleh Imam Ahmad sehingga membuat
beliau terkesan.
Keesokan harinya, Imam Ahmad yang penasaran
kemudian bertanya kepada pembuat roti,"Semalam terdengar olehku lantunan
istghfar yang terus menerus engkau baca ketika engkau sedang membuat
adonan roti. Katakanlah kepadaku wahai tuan, apakah engkau mendapat
sesuatu dari bacaan istighfar yang engkau baca?". Hal ini nampaknya
sengaja ditanyakan oleh Imam Ahmad karena sebagai seorang ulama yang
sangat tinggi ilmu agamanya tentu beliau tahu persis tentang keutamaan
istighfar, serta faidah-faidah bagi yang sungguh-sungguh mengamalkannya.
Si pembuat roti lalu menjawab,“Ya.. Begitulah adanya..
Sungguh saya benar-benar telah mendapatkan faidah dari keutamaan
melazimkan istighfar. Demi Allah, sejak saya melazimkan istighfar, saya
tidak memohon sesuatu kepada Allah kecuali pasti dikabulkan. Doa saya
selalu diijabah oleh-Nya. Hanya ada satu doa saya yang belum terkabul
sampai saat ini.”
Imam Ahmad bertanya, “Apa itu?”
Si pembuat roti berkata, “(Permohonan untuk) dapat bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal!”
Mendengar hal tersebut, tersenyumlah Imam Ahmad. Nampaknya beliau sudah
mengerti hikmah kejadian diusirnya beliau dari sebuah masjid kemarin
malam. Allah berkehendak mengabulkan doa si pembuat roti dengan
perantara peristiwa semalam sampai pada akhirnya beliau bertemu dengan
si pembuat roti.
Lalu Imam Ahmad berkata,“Wahai tuan, Saya-lah
Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, Allah-lah yang mengaturku sehingga bisa
bertemu denganmu.”
Subhanallah. Begitu istimewanya istighfar
ini sehingga Allah berkenan untuk mengabulkan setiap permohonan dari
hamba-Nya. Teringat akan kisah Nabi Yunus alaihissallam. Dimana ketika
beliau dihukum oleh Allah dengan cara ditelan oleh Ikan besar di dasar
laut, jikalau waktu itu Nabi Yunus tidak henti-hentinya memohon ampun
dengan lafadz "Laa Ilaaha ila anta, subhanaka inni kuntu minad
dzholimiin" niscaya beliau tidak akan dikeluarkan dari dalam lambung
Ikan tersebut. Maka dari itu sungguh istighfar dapat pula menjadi amalan
pembuka pintu rezeki yang mustajab. Semoga kisah ini dapat menjadi
penguat keyakinan kita akan janji Allah kepada hamba-hambaNya.
Wallahu a'lam bishowab