Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 April 2020

Cerita Rakyat - Legenda Batu Menangis


Disebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang muskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup di tempat terpencil, tak seorang pun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.

Diantara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"

Namun, apa jawaban anak gadis itu?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?" "Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " ia adalah budakk!"
Begitu setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu dan budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditany orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malah itu tak dapat menahan diri. Di ibu berdoa.

"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, Tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

"Oh, Ibu...ibu...ampunilah daya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus menatap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut "Batu Menangis".

Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu Kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Cerita Rakyat - Legenda Danau Toba

Pesona Danau Toba yang Merendam Misteri - BeritaSatu.com
Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara.  Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya  untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai  di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauk nya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai,  petani tersebut langsung melempar kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,” ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilempar nya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali,  karena ikan yang didapatnya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong,, aku jangan dimakan Pak! biar aku hidup”, teriak ikan itu.  Tanpa banyak tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakitimu”, kata si ikan. “ Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan? tanya  petani itu.
“ Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terima  kasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”,kata wanita itu. Petani itu pun setuju, maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar akan terjadi petaka  dahsyat.
Setelah beberapa lama  mereka menikah, akhirnya kebahagiaan petani dan istrinya bertambah, Karena istri petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran  semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa. 
Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapatkan tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhi, semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya nya dilahap habis, dan setelah itu  dia tertidur di sebuah gubug. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “ Hei bangun!  teriak petani itu.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “mana makanan buat ayah?”, tanya petani. “Sudah habis kumakan”,  jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. “Anak tidak tahu diuntung! tak tahu diri! dasar anak ikan!,” umpat si petani tanpa sadar telah kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyembur lah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. 

Dongeng Si Bebek dan Burung Hantu

Si Bebek dan Si Burung Hantu - Kumpulan Dongeng
Dahulu kala, kehidupan di kerajaan binatang rasa damai.  Seluruh hewan saling sayang menyayangi. Hewan yang tua menyayangi yang muda, sedang hewan yang mudah menghormati yang tua. Bahkan mereka suka hidup bergotong-royong dalam melakukan setiap pekerjaan. Siapapun yang mendapat kesulitan dalam melakukan  sesuatu pekerjaan maka hewan yang lain serentak beramai-ramai membantunya. Sehingga semua pekerjaan yang ringan akan cepat terselesaikan dan pekerjaan yang berat akan terasa ringan karena mereka mengerjakannya bersama-sama. Mereka melakukannya dengan ikhlas tanpa pamrih apapun. 

Namun, akhir-akhir ini ini kehidupan di kerajaan binatang terasa jauh berbeda. Antara hewan yang satu dengan yang lainnya saling curiga mencurigai. Hewan-hewan tua enggan menyayangi yang muda, dan dan sebaliknya, hewan-hewan muda sudah tidak menaruh hormat pada hewan tua.  Hewan-hewan muda semakin berani bertindak tidak sopan kepada hewan-hewan tua. Rasa kegotong-royongan dalam melakukan pekerjaan sudah mereka tinggalkan. Mereka lebih senang hidup menyendiri. Bila ada hewan yang kesulitan melakukan pekerjaan maka tidak ada seekor hewan pun yang ikhlas membantunya. Mereka lebih senang menjadi penonton saja terhadap kesulitan teman-temannya. Kehidupan di kerajaan semakin jauh dari rasa aman dan tentram.

Perubahan kehidupan yang jauh dari rasa nyaman di kerajaan binatang itu, diakibatkan ulah si bebek yang jago gosip. Tiap hari si bebek selalu menyebarkan gosip di mana-mana. Seluruh hewan senantiasa menjadi bahan gosipnya. Sehingga antara hewan satu dan hewan lain terjadi salah paham, tidak jarang terjadi perkelahian. Bila antara hewan satu dan hewan lain terlibat adu mulut dan akhirnya berkelahi maka si bebek menjauhi mereka.  Bahkan terkadang si bebek saling mengadu domba antara hewan satu dengan lainnya. Hewan-hewan tua berusaha diadu dengan hewan-hewan muda. Begitupun sebaliknya.

Si burung hantu merasa resah dengan perubahan kehidupan di kerajaan binatang yang semakin tidak ada aturan. Dia tahu bahwa penyebab semua ini adalah akibat ulah si bebek. Kemudian si burung memikirkan suatu cara bagaimana caranya memberi pelajaran kepada si bebek. Dia ingin menghentikan tingkah polah si bebek yang semakin menjadi-jadi.

Kalau  ulah si bebek tidak dihentikan,  maka kehidupan di kerajaan binatang akan semakin amburadul,” pikir burung hantu. Si burung hantu tahu bahwa setiap malam si bebek selalu tidur di bawah pohon tidak jauh dari rumahnya. Oleh karena itu,  menjelang gelap si burung hantu sudah bertengger di dahan pohon di mana di bawahnya tempat si bebek tidur. Dan tidak beberapa lama nampaklah si bebek pulang. Lalu si burung hantu berusaha mendekatinya.
  •  “Selamat malam, bebek”, sapa  burung hantu.
  • “Hhohoho… selamat malam. Hei, kau rupanya si mata SIONG,” jawab si bebek mengejek.
  • “Wah kamu menghina aku, ya! Apa itu si mata SIONG?” tanya si burung hantu tidak mengerti.
  • “Hehehehehe…. si mata SIONG! Kalau siang matanya sipit kalau malam matanya plolong! Hahahahaha…”
  • “Memang keterlaluan kamu, bebek!,” kata burung hantu. “Semua teman-temanku pasti kau hina, kau fitnah, kau adu domba seperti itu. Pantas saja mereka saling curiga antara satu dengan yang lainnya.”
  • “Ya salah mereka! Kenapa mereka bodoh sehingga bisa saling berkelahi.”
  • “Jangan begitu bebek! Mereka juga teman-temanmu, jadi kamu harus melindungi mereka…!”
  • “Apa? melindungi hewan-hewan yang tidak cerdas seperti mereka? Puih… tidak mau yaa…! Bahkan mereka pantas menerima hadiah akibat kebodohannya.”
  • “Hei, bebek! Tidak pantas kau berkata seperti itu! sekali lagi aku peringatkan agar kamu jangan melakukan hal-hal tercela kepada teman-temanku. kalau tidak mau, maka kamu akan mendapat celaka akibat ulahmu sendiri.”
  • “Memangnya ada apa dengan kamu ini? Sok usil ngurusi urusan teman! kamu jangan mencoba-coba mengancam aku ya Burung Hantu! atau kamu menantang berkelahi dengan aku ya?” bentak si bebek.

Duuuukkkkk..... tiba-tiba ada sebongkah batu besar menimpa mulut si bebek. Entah siapa yang telah melemparkannya. Namun dilihat dari arahnya, tentu si burung hantu yang telah melemparkannya.

  • "Aduuhhh.... weekkk...wek...wek...wek!!!!" teriak si bebek kesakitan. dia berusaha melepaskan diri dari himpitan batu yang menimpa mulutnya namun tidak bisa. Dia terus berusaha melepaskan diri dan akhirnya setelah menarik mulutnya kuat-kuat ia terbebas dari himpitan batu. Namun si bebek kembali berteriak dan merasa menyesal karena batu besar yang menghimpit mulutnya tadi ternyata membuat mulutnya menjadi pipih dan sulit menjadi bentuk semula. Si bebek kini sulit untuk berkata-kata lagi, karena setiap berkata-kata dari mulutnya hanya keluar bunyi : Wek..wek..wekk...wekk. Dan sejak saat itu, si bebek tidak bisa berkata-kata lagi. Dia tidak bisa memfitnah teman-temannya lagi. Dia tidak bisa mengadu domba seluruh teman-temannya lagi. Akhirnya ia hanya bisa menyesal dalam hati dan sambil kedua matanya berlinang air mata ia pergi menjauhi teman-temannya karena malu atas perbuatannya selama ini.
  • "itulah akibat kesombongan dan mulut yang senantiasa bergosip, memfitnah, dan mengadu domba teman. Pasti akan mendapat balasan sesuai perbuatannya,"


Kata si Burung hantu. Dan seluruh hewan bersorak sorai tanda gembira. Mereka sadar bahwa sikap mereka selama ini salah akibat fitnahan dan adu domba si bebek. Akhirnya mulai saat itu mereka bersatu lagi. Hidup mereka menjadi nyaman dan tenteram. 

Dongeng Anak Kerang


Ebied Blog 8: Kisah Inspirasi Dari Si Anak Kerang


Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu".

Si ibu terdiam sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku". Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu, jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat ibunya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang ditengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan airmata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. dan semakin lama mutiaranya semakin besar.

Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap dan berharga malapun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada jutaan kerang lainnya yang hanya disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Dongeng Anak Penggembala dan Serigala

Dongeng Kisah Anak Penggembala dan Serigala - BACAAN CERITA ...

Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.

Suatu hari di menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.

Anak Penggembala ingat Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia berpura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seokor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteroak sekeras-kerasnya, "Serigala.. serigala...!".

Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.

beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, Serigala, Serigala..!", kembali orang-orang kampung yang mendengar teriakannya berlari datang untuk menolongnya, setelah datang menghampiri teriakan itu, orang-orang kampung hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.

Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut. 

Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, "Serigala! serigala..!", tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. "Dia tidak akan bisa menipu kita lagi," kata mereka.

Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.

Hikmah yang dapat kita ambil dari dongeng tersebut adalah, jangan pernah kita berbohong karena "Pembohong tidak akan pernah di percayai lagi walaupun saat itu mereka berkata benar".

Dongeng Petani Jagung yang Beruntung

76+ Gambar Kartun Jagung Lucu Paling Keren - Gambar Pixabay

Alkisah di sebuah desa yang sangat kering, hiduplah seorang petani jagung yang sangat sabar dalam menjalani hidupnya. Di desa yang sangat kering itu, jarang sekali hujan yang turun disana hingga bisa dihitung berapa kali hujan yang turun dalam setahunnya. Petani tersebut tinggal disebuah bukit hutan jati yang meranggas dau-daunya. Seda tersebut hanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga karena banyak penduduk yang sudah berpindah ke desa lain akibat kekeringan yang melanda desa itu.

Pada suatu hari, petani tadi hendak jalan ke kebun jagung yang jaraknya puluhan kilometer dari rumahnya. dalam perjalanan dia menemukan sebuah pohon jati yang nampak miring. Dia berhenti sebentar di pohon jati tersebut sambil memperhatikan dengan seksama. ternyata dibawah pohon jati tadi ada sebuah kendi yang berisi air.

Karena merasa sangat haus, sang petani tadi sangat ingin meminum air yang ada di dalam kendi tersebut. Namun karena sadar kalau air itu mungkin ada yang punya, akhirnya si petani tadi mengurungkan niatnya, kemudian ia melanjutkan perjalanannya kembali.

Setelah beberapa kilometer berjalan, petani tadi menemukan sebongkah emas yang sangat mengkilat dari kejauhan, terpogoh-pogoh si petani berlali ingin melihat benda apa yang sangat mengkilat tadi, ternyata setelah didekati, petani tadi sangat terkejut melihat ada sebongkah emas yang sangat besar. Petani itu sangat tergiur dengan emas tadi, tapi terlintas kembali di benaknya bahwa barang tersebut bukan miliknya. "Mungkin saja ada orang yang kehilangan emas ini", ditaruhnya kembali emas tadi, kemudian petani tadi kembali berjalan.

Hingga sebelum sampai di kebun jagung miliknya, petani tadi melihat sebuah ranting yang menghalangi jalan yang dilaluinya, dengan susah payah ia memindahkan ranting yang cukup besar tadi ke pinggir jalan.

Sesampainya di kebun jagung, si petani beristirahat di senuah pohon yang cukup rindang daunnya. Tanpa disadari ternyata pohon tersebut adalah pohon yang belum ia lihat sebelumnya. Ia pun terkejut dan bertanya dalam hati. "Bagaimana mungkin di daerah yang tandus begini ada sebuah pohon yang sangat rindang?", Ia pun mengelilingi pohon sambil terheran melihat pohon tersebut.

Tiba-tiba terdengan suara, "Wahai petani, kau sangat jujur dan baik hati. Aku sangat menghargai sikapmu yang sabar dan tidak mengambil yang bukan milikmu. Kini engkau boleh menikmati semua yang ada di kebun jagung mu ini". Terkejut sekali petani mendengar suara tersebut, ia bertanya-tanya apakah ia dalam mimpi.

Kemudian ia bergerak ke kebun jagungnya dan mulai mencabuti jagung yang sudah bisa dipanen olehnya. Alangkah terkejutnya si petani mendapati jagungnya yang sangat bagus sekali, karena selama ini panen jangungnya sangat mengecewakan, banyak jagung yang kering dan bongkolnya kecil serta banyak yang busuk. Si petani pulang dengan senang dan gembira mendapatkan hasil panen yang bagus hari ini.


Hikmah yang dapat di ambil dari dongeng di atas adalah, jangan mengambil sesuatu yang bukan hak kita, jika kita tetap bersabar dan terus berusaha, pasti suatu saat kita akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan kebajikan yang kita kerjakan.

Dongeng Semut dan Kepompong

KISAH SEMUT YANG SOMBONG DAN KEPOMPONG | ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR

Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hati datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.

Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.

Seekor kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "hu...huuu... betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung...huhu..." sedih sang kepompong meratapi keadaan.

Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku! aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang semut dengan sombongnya.

Si semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di huta tersebut, sampai pada suatu hari si semut berjalan diatas lumpur hidup. Si semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

"Tolong....tolong.... aku terjebak di lumpur hidup...tolong....", teriak si semut. Lalu terdengan suara dari atas, "kayanya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas ;umpur hidup tadi.

"Siapa kau?" tanya si semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur hidup yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si semut dan semut pun selamat serta berjanji tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.


*Hikmah yang bisa kita ambil dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk lain.