Total Tayangan Halaman

Sabtu, 04 April 2015

KETIKA SAKIT, DUA MALAIKAT MENDATANGI ANDA

KETIKA SAKIT, DUA MALAIKAT MENDATANGI ANDA

ilustrasi sakit @merdeka
Sehat adalah nikmat yang baru disadari ketika seseorang tengah dilanda sakit. Padahal, dalam sakit yang merupakan ujian itu terdapat pula nikmat yang disediakan oleh Allah Ta’ala. Nikmat sakit itu hanya bisa dirasakan oleh mereka yang bersabar.
Dan, kesabaran si sakit hanya bisa dilakukan oleh mereka yang mengetahui dan memahami betapa Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah Ta’ala. Bahkan dalam sakit-sekecil apa pun-, terdapat ampunan atas dosa yang dilakukan oleh seorang hamba.
Maka orang-orang shaleh dari kalangan ulama’, tabi’in, sahabat, dan para Nabi, mereka adalah orang yang paling berat rasa sakitnya. Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam disebutkan merasakan demam dua kali lipat sakitnya dibanding demam yang dialami oleh umatnya.
Lantaran itu pula, penting bagi kita untuk banyak membaca hadits tentang sabar. Bahkan dalam sebuah riwayat yang dikutip di dalam al-Muwatha’, Imam Malik bin Anas menyebutkan; ada dua malaikat yang mendatangi seorang hamba ketika ia diuji dengan nikmat sakit.
Siapa malaikat itu? Untuk apa mereka datang? Apa yang mereka katakan kepada si sakit?
“Apabila seorang hamba sakit,” sabda Nabi dari Atha’ bin Yassar, “Allah Ta’ala mengutus dua malaikat.” Firman Allah Ta’ala kepada dua malaikat itu, “Lihatlah, apa yang dikatakan oleh orang itu kepada orang yang menjenguknya.”
Maka ketika si sakit sibuk dengan dzikir seraya membaca tasbih dan tahmid serta kalimat thayyibah lainnya, Allah Ta’ala berfirman kepada malaikat, “Hamba-Ku ini memiliki hak yang pasti Kutunaikan.”
Hak yang pasti Allah Ta’ala tunaikan itu, lanjut hadits yang dikutip oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam ‘Uddatush Shabirin ini, “Jika Kucabut rohnya, pasti Kumasukkan ke surga. Jika Kusembuhkan, Aku akan mengganti dagingnya dengan daging yang lebih baik dari dagingnya.”
Dan, yang tak kalah utamanya dari dua balasan itu, Allah Ta’ala menutup Firman-Nya dengan mengatakan, “Aku mengampuni dosa-dosanya.”
Aduhai bahagianya mereka yang diuji dengan nikmat sakit. Dalam setiap yang dirasa ada pengampunan dosa. Maka, menasihati si sakit agar bersabar adalah keniscayaan. Sebab tatkala sakit, seseorang seringkali salah memahami hingga berburuk sangka.
Semoga Allah Ta’ala kurniakan kesembuhan kepada si sakit; yang dengnnya bisa semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Dan Allah Ta’ala juga kurniakan hikmah kepada yang sehat; sebab di dalamnya ada ujian yang tak ringan. Ada jutaan nikmat yang harus disyukuri dengan pertebal kualitas iman dan takwa.

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Gerhana bulan (Google Plus)
Gerhana bulan seperti yang terjadi pada malam hari ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Ketika terjadi gerhana bulan, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan shalat gerhana secara berjamaah.

Hukumnya Sunnah Muakad

Shalat gerhana hukumnya sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Demikian ijma’ para ulama berdasarkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Waktu Shalat Gerhana

Shalat gerhana bisa dilakukan mulai terjadinya gerhana hingga gerhana berakhir, yakni bulan kembali ke kondisi semula (normal).

Tata Cara Shalat Gerhana

Shalat gerhana dilaksanakan dua raka’at. Pada masing-masing raka’at dilakukan dua ruku’. Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, secara ringkas tata cara shalat gerhana bulan adalah sebagai berikut:
1. Niat
2. Takbiratul Ikram
3. Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya
4. Ruku’
5. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya
6. Ruku’ lagi
7. I’tidal
8. Sujud
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud kedua
11. Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al Fatihah dan lainnya
12. Ruku’
13. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya
14. Ruku’ lagi
15. I’tidal
16. Sujud
17. Duduk di antara dua sujud
18. Sujud kedua
19. Duduk Tahiyah akhir
20. Salam
Ketika shalat gerhana bulan, Imam membaca Surat Al Fatihah dan surat lainnya dengan jahr (suaranya dikeraskan). Disunnahkan bacaan suratnya panjang, namun pendek pun diperbolehkan. Disunnahkan pula bacaan surat pada rakaat pertama lebih panjang dari bacaan surat berikutnya.
Setelah selesai shalat, imam/khatib memberikan khutbah.
Wallahu a’lam bish shawab.

Setan Lari Terkentut-kentut Saat Mendengar Adzan, Mengapa?

Setan Lari Terkentut-kentut Saat Mendengar Adzan, Mengapa?

adzan (cyberdakwah.com)
Dari sabda Rasulullah dalam hadits shahih, kita jadi tahu salah satu kebiasaan setan. Bahwa ketika mendengar suara adzan, setan dari golongan jin lari menjauh hingga terkentut-kentut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ

“Apabila panggilan shalat (adzan) dikumandangkan maka setan akan lari sambil kentut hingga dia tidak mendengarkan adzan lagi” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Mengapa setan lari saat mendengar adzan? Seperti dalam hadits tersebut, setan takut dengan panggilan shalat itu. Begitu besar takutnya hingga mereka lari sambil terkentut-kentut.
“Kalimat adbarasy syaithan menggambarkan kondisi setan ketika ia lari begitu mendengar adzan,” terang Syaikh Majdi Abdul Wahab Al Ahmad dalam Syarah Hisnul Muslim, “sebab ia menganggap adzan sebagai sesuatu yang sangat besar dan menakutkan. Hingga ia terkentut-kentut. Itulah yang terjadi. Ketakutan dan ketegangan membuat persendian jadi kendor sehingga seseorang yang takut ia tidak bisa menguasai dirinya. Saluran seni dan kotoran menjadi terbuka, hingga bisa mengompol atau terkentut. Setan mengalami terkentut ini.”
Lalu mengapa setan begitu takut dengan suara adzan melebihi ketakutannya pada ayat-ayat Al Qur’an secara umum?
Syaikh Majdi Abdul Wahab Al Ahmad menambahkan, setan lari mendengar suara adzan karena adzan berisi kalimat tauhid dan syiar-syiar Islam. Setan juga putus asa dalam menggoda seseorang ketika terdengar pernyataan tauhid.
Disebutkan ayat-ayat Al Qur’an secara umum karena ada juga ayat-ayat Al Qur’an yang jika dibacakan pada orang yang diganggu setan dari golongan jin, setan itu akan kepanasan sehingga ia keluar. Hal yang demikian bisa didapati ketika seseorang sedang diruqyah. Dengan dibacakan surat Al Fatihah, surat Al Baqarah ayat 1-5, ayat kursi (surat Al Baqarah ayat 255), surat Al Baqarah ayat 285-286, Al Jin dan lain-lain, setan akan kepanasan dan akhirnya keluar dari tubuh orang yang diganggunya. Kalaupun ada setan dari golongan jin yang berusaha bertahan, kadang ia malah terbakar karenanya.
Wallahu a’lam bish shawab.