Total Tayangan Halaman

Jumat, 08 Agustus 2014

3 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jum’at



Diantara amal yang dianjurkan untuk dikerjakan di malam atau hari Jum’at adalah membaca surat Al Kahfi. Dalam hadits, membaca surat Al Kahfi kadang disebutkan dengan redaksi لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ (malam Jum’at) dan kadang disebutkan يَوْمِ الْجُمْعَةِ (hari Jum’at). Artinya, waktu disunnahkannya membaca surat Al Kahfi dimulai dari tenggelamnya matahari pada hari Kamis hingga sesaat menjelang matahari tenggelam di hari Jum’at. Membaca surat Al Kahfi di rentang waktu itu memiliki keutamaan besar.

Berikut ini 3 diantara keutamaan membaca Surat Al Kahfi di hari Jum’at:

1. Dipancarkan cahaya pada dirinya di hari kiamat kelak, dari kaki hingga ke langit

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya antara dirinya hingga baitul Atiq." (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Albani)

2. Diampuni dosanya antara dua Jum’at

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” (Hadits riwayat Ibnu Umar dalam at-Targhib wa al- Tarhib)

3. Diselamatkan dari fitnah Dajjal

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa hafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.”(HR. Muslim)

مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنَ الْكَهْفِ لَمْ يَخَفِ الدَّجَّالَ
“Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” (HR. Darimi)

Demikian 3 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jum’at, semoga semakin memotivasi kita untuk mengamalkannya.

Senin, 23 Juni 2014

3 Langkah Mengembalikan Semangat Ruhiyah

Akhwat semangatSeringkali, seseorang memiliki semangat menggebu ketika berada di forum muhasabah atau training motivasi, tetapi kemudian ia tidak bertahan lama; kembali loyo, kembali malas, bahkan terkadang bingung hendak mengerjakan apa.
Pun saat membuat rencana, hari pertama dan kedua masih semangat sesuai dengan apa yang diagendakan. Namun setelah berlalu beberapa hari, semangat kendor dan aktifitas pun sudah tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.
Bagaimana agar ruhiyah terjaga semangatnya sehingga kita ‘istiqamah’ di jalan kebajikan dan perbaikan hidup? Berikut 3 langkah yang bersumber dari ayat Al Qur’an sebagaimana dijelaskan Ustadz Ahmad Arqom dalam Tarhib Ramadhan di Gresik, Ahad 22 Juni 2014:

عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآَخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآَخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا

“Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik” (QS. Al Muzammil : 20)
Allah menyebutkan 3 kondisi ekstrim, tidak menentu dan karenanya membutuhkan kendali dan pegangan yang kuat dalam menghadapinya.
Allah Mengetahui bahwa diantara kalian ada orang-orang yang sakit. Orang sakit itu, apalagi ketika sakitnya parah, ia memerlukan pegangan yang kuat agar tetap bersemangat dan memiliki harapan. Ia membutuhkan pegangan yang kuat agar tidak terhinggapi putus asa.
Allah juga Mengetahui bahwa diantara kalian ada para pebisnis. Pebisnis itu, ketika ia untung, ia membutuhkan kendali agar tidak melampaui batas dan berfoya-foya. Sebaliknya, ketika ia rugi, ia juga membutuhkan kendali agar tidak jatuh dalam depresi dan frustasi.
Allah juga mencontohkan orang-orang yang berperang di jalan Allah. Berperang itu kondisi yang lebih ekstrim dari dua kondisi sebelumnya. Sebab orang yang berperang, ia tidak tahu kapan musuh akan datang. Ia tidak tahu kapan panah melesat. Ia tidak tahu kapan bom akan meledak. Karenanya ia juga menghajatkan pegangan kuat untuk mempertahankan ruhiyahnya. Dan itu ada tiga.

Tilawah

Al Qur’an disebut dengan istilah ruh dalam Surat Asy Syura ayat 52: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. “
Karena Al Qur’an memang ruh. Maka, ketika seorang muslim merasa ruhiyahnya kendor, ketika seorang muslim merasakan ruhiyahnya melemah, ia harus mempertemukan ruhnya dengan ruh Al Qur’an. “Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran” Bacalah Al Qur’an dan tadaburilah…

Shalat

Langkah kedua untuk mengembalikan semangat ruhiyah adalah shalat. Dan di dalam shalat juga ada bacaan Qur’an yang merupakan ruh. Salah satu tujuan menghafal Qur’an adalah agar seorang muslim bisa membaca lebih banyak Al Qur’an di dalam shalatnya dan karenanya shalatnya menjadi panjang. Itulah yang dilakukan Rasulullah dan itu pula yang dilakukan oleh para sahabat yang hafal Qur’an. Dan sejarah mencatat, para hafidz Qur’an menempati prosentase terbesar dalam barisan syuhada pertama. Karena mereka pemberani, mereka berada di garda terdepan pasukan perang.

Sedekah

Amal ketiga untuk mengembalikan dan menjaga ruhiyah tetap istiqamah adalah sedekah. Secara fisik matematis, sedekah itu mengurangi harta. Tetapi secara ruhiyah, sedekah itu membuat jiwa menjadi semakin luas dan kaya. Saat seseorang menginfakkan hartanya, pada saat yang sama ia mengurangi kecintaannya kepada dunia. Semakin banyak ia ikhlas menginfakkan hartanya, semakin banyak pula kadar kecintaan dunia terhapus dari jiwanya. Dan kecintaan dunia inilah yang membuat ruhiyah melemah. Rasulullah menamakan penyakit cinta dunia dengan wahn; hubbud dunya wa karahiyatul maut. Cinta dunia dan takut mati. Wallahu a’lam bish shawab. 

Kamis, 19 Juni 2014

Ikhwan Yang Kucintai, Menikah Dengan Murabbiyahku

Ilustrasi. (kawanimut)

“Assalamu’alaikum…,” sapaku pada Kak Amanda yang tengah sibuk dengan ponselnya di kamar.


“Wa’alaikum salam… Hei, An, sudah pulang kamu? Tumben cepat?” celoteh Kak Amanda sambil terus sibuk memekuni layar ponselnya.
“Hari ini enggak jadi liqa’, murabbiyahku tiba-tiba sakit,” ucapku tak bersemangat.
“Oh, ya sakit apa dia?”
“Katanya sih, maagnya kambuh.” Kak Amanda hanya manggut-manggut mendengar jawabanku barusan.
“Senang banget, Kak. Sedang SMS siapa sih?”
“Siapa lagi?” Kak Amanda tersipu mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya.
“Kakak sedang SMS-an sama Kak Fatih?” selidikku.
“Yupz! Tepat sekali! Dia itu sangat menyenangkan ya, An?” nampak sekali raut kebahagiaan terpancar dari wajah manisnya yang putih mulus.
Astaghfirullah, Kakak! Kak Fatih itu sedang halaqah, Kak. Jangan diganggu dong!” tegurku pada kakakku yang sepertinya sedang terserang wabah virus merah jambu itu.
Kak Fatih adalah murabbi kelompok liqa ikhwan di sekolahku. Dia juga seorang aktifis rohis di kampusnya yang tak jauh dari sekolahku. Karena itulah dia beserta teman-temannya berinisiatif membina kelompok keagamaan di sekolahku.
Kak Amanda mengenalnya saat menjemputku di sekolah suatu sore. Saat menungguku yang masih ada agenda liqa itulah dia mengenal Kak Fatih yang kebetulan juga tengah menunggu temannya. Sebenarnya, Kak Amanda dan Kak Fatih satu kampus. Hanya saja, mereka berlainan fakultas.
Rupanya, perkenalan sore itu menghadirkan keakraban di antara mereka. Sejak saat itu, kuperhatikan tingkah Kak Amanda mulai berubah. Dia mulai rajin shalat, mengaji, dan membenahi pakaiannya dari yang semula agak ketat menjadi pakaian longgar yang tidak lagi menampilkan bentuk tubuhnya, serta mengganti jilbabnya menjadi jilbab lebar yang benar-benar jilbab, bukan lagi jilbab yang dililit-lilit sedemikian rupa.
Subhanallah… Alhamdulillah ya Allah. Engkau telah memberikan sedikit demi sedikit hidayah-Mu pada Kak Amanda,” ucapku dalam syukurku.
Belakangan, baru kuketahui bila perubahan-perubahan kakakku itu termotivasi oleh Kak Fatih. Pernah suatu ketika, aku iseng membuka kotak pesan kakakku saat dia tengah di kamar mandi. Kutemukan seabrek pesan singkat dari Kak Fatih. Kak Amanda begitu rajinnya melontarkan pertanyaan-pertanyaan seputar keislaman dan Kak Fatih pun dengan sabarnya menjelaskan secara detil setiap pertanyaan Kak Amanda.
“Ya, Allah… sudah sedekat inikah mereka rupanya?” pekikku dalam hati
***
“An, kok bisa ya Kak Fatih baik banget gitu?” tanya Kak Amanda selepas shalat Isya.
“Aduh, Kakak ini. Baru juga selesai shalat sudah ngomongin dia lagi. Jangan-jangan tadi pas lagi shalat, Kakak mikirin dia, ya?” Kak Amanda tersipu malu.
“Hmm… memang… baik gimana, Kak?” selidikku.
“Ya, baik. Dia itu lembut, sabar, udah gitu perhatian lagi.”
“Kakak suka sama Kak Fatih?” lagi-lagi aku menangkap rona merah pada wajah kakak.
“Cewek mana sih, An, yang nggak suka sama ikhwan sejati macam dia? sederhana dan bijaksana,” dengan semangatnya pujian demi pujian terhadap Kak Fatih terlontar dari bibir Kak Amanda.
“Hmm… Dia memang sejatinya ikhwan sempurna, Kak. Ya, setidaknya untuk masa sekarang ini. Tapi sebaiknya Kakak hati-hati.”
“Hati-hati? Maksud kamu??”
“Pastinya, bukan cuma Kakak yang memiliki perasaan seperti itu untuk seorang ikhwan sebaik dia. Annisa cuma nggak ingin nantinya Kakak menjadi kecewa karena terlalu dalam mengharapkannya,” ucapku sok menasihati.
“Kamu juga menyukainya, An?” tanya Kak Amanda harap-harap cemas.
“Kak… Annisa ini masih terlalu kecil untuk hal seperti itu. Baru juga kelas 3 SMA.”
“Gimana kalau ternyata Kak Fatih memilih kamu?” aku tersentak menerima pertanyaan itu.
“Jodoh itu sudah ada yang mengatur, Kak. Yang pastinya, Annisa bakal bersyukur banget bisa mendapatkan hatinya. So, Kakak harus menerimanya dengan ikhlas, ya? hehe,” jawabku berusaha santai.
Kak Amanda melempar gulingnya ke arahku, “Huu..!”
Aku menarik selimut dan membenamkan diriku di dalamnya. Membiarkan kehangatannya memelukku di sepanjang malam. Mengusir gundah yang tiba-tiba bertebaran dalam hatiku bersama secercah cemburu yang bergelayut di jiwaku.
***
Ada perasaan yang mulai mengganggu. Saat setiap hari aku harus menyaksikan raut kebahagiaan di wajah Kak Amanda setiap dia memegang ponselnya. Saat setiap malam aku harus mendengarkan cerita kakakku satu-satunya itu tentang kekagumannya pada Kak Fatih. Perasaan apa ini? Apa ini namanya cemburu?
Perlahan, aku mulai menjaga jarak dengan murabbi kelompok ikhwan itu. Aku nggak ingin perasaanku jatuh terlalu dalam pada kesehajaan ikhwan dambaan itu. Aku pun tak ingin membuat Kak Amanda kecewa bila dia mengetahui kedekatanku dengan Kak Fatih.
“Sudahlah, An. Nggak penting mikirin hal begituan. Mending fokus sama halaqah aja. Mana sebentar lagi Ujian Nasional,” aku berbicara pada diriku sendiri.
Terkadang… begitu ingin bercerita kepada murabbiku tentang kemelut perasaan ini. Tapi, aku malu. Aku malu karena telah gagal menjaga hatiku.
“SMS yang nggak penting itu sebaiknya nggak usah terlalu dihiraukan. Untuk menjaga hati aja,” begitulah kata murabbiyah cantikku itu saat aku kepergok tengah berSMS-an ria dengan Kak Fatih.
Ya, jauh sebelum Kak Amanda mengenal dan menjadi akrab dengan Kak Fatih, aku telah lebih dulu akrab dengannya. Aku sering berbagi cerita dengannya dan Kak Fatih sendiri pun seolah tak lagi segan untuk bercerita apapun padaku. Dia begitu mengerti aku dan selalu memberikan semangat ketika aku mulai goyah. Kak Amanda nggakpernah salah. Karena Kak Fatih memang sangat baik dalam memperlakukan perempuan. Dia sangat lembut, terbuka, dan begitu dewasa. Mungkin, memang seperti itulah sikapnya pada setiap perempuan. Tapi sejauh ini, kurasa aku hanya menganggapnya sebagai seorang kakak laki-laki yang begitu menjaga dan melindungi.
***
Aku menghempaskan tubuhku di kasur yang lumayan empuk. Hari ini terasa begitu melelahkan. Padahal, aktifitasku berjalan seperti biasanya, sekolah dan ikut ekstra kurikuler –Mading, KSI (Kelompok Studi Islam), Pramuka- lantas pulang ke rumah.
Usai mandi, aku berjalan menuju rak buku yang terletak di sudut kamar, bermaksud meraih novel kesayanganku yang belum habis kubaca seri kelimanya. Tetapi entah kenapa, sorot mataku menyinggahi sebuah buku bersampul kuning yang tidak terlalu tipis dan tanganku pun tergerak untuk meraihnya.
“Ini kan, buku Kak Fatih?” gumamku setelah mengenali buku yang sering di tenteng sang murabbi itu. Aku menemukan sehelai kertas biru beraroma di antara halaman buku itu. Dengan perlahan dan sangat hati-hati kubuka lipatan kertas manis itu.
Assalamu’alaikum, Kak Fatih…
Maaf telah lancang menuliskan surat ini untuk Kakak. Tapi, hanya lewat surat ini ana berani untuk menyampaikan rasa terimakasih kepada Kakak yang selama ini telah bersedia membimbing dengan penuh kesabaran.
Jujur, ana sangat bersyukur bisa mengenal Kakak. Karena melalui Kakaklah, ana dapat memahami akan pentingnya menjaga diri dan merasakan keindahan Islam. Ana benar-benar sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Kakak. Walaupun akhirnya, persahabatan ini memiliki arti lain di hati ana. Maaf, ana telah jatuh cinta pada kesederhanaan dan kesahajaan Kakak. Jika boleh, ana sangat mengharapkan Kakak untuk menjadi imam ana ke surga nantinya. Aaamiin.
Wassalam…
-Amanda-
Tubuhku tiba-tiba gemetar membaca isi tulisan itu. Kak Amanda… Kak Amanda berniat untuk mengungkapkan perasaannya pada Kak Fatih. Bahkan, secara terang-terangan dia mengatakan bahwa dia mengharapkan Kak Fatih untuk menjadi imamnya. Itu artinya….
Setetes butiran bening jatuh dari mataku. Segera kuseka dengan jemariku sebelum tetesannya terlanjur melunturkan ungkapan hati itu. Kulipat kembali kertas itu dan kukembalikan ke tempatnya. Aku pun kembali menuju ranjang tanpa sempat memungut buku yang tadinya ingin kubaca. Kubenamkan wajahku di bantal, dan tangisku pun pecah menyeruak.
Aku tau dan aku sadar, cemburu itu… benar adanya.
            Ada… saat kutahu dia begitu dekat denganmu.
            Jauh melebihi kedekatanku dengannya
            Aku tau dan aku sadar, cemburu itu…
            Tak sepantasnya membenam di jiwaku.
            Karena aku… Bukan siapa-siapa…
Hari ini, aku baru benar-benar mengerti tentang kemelut yang kurasakan selama ini. Ya, ternyata, benar itu adalah cinta. Ternyata, aku pun jatuh cinta pada Kak Fatih. Tapi aku masih terlalu kecil untuk berbicara tentang cinta. Mungkin, Kak Amanda memang lebih berhak mendapatkan Kak Fatih. Kak Amanda cantik, baik, dan usia mereka hanya terpaut 2 tahun lebih tua Kak Fatih. Sedangkan aku jauh lebih muda 4 tahun dari Kak Amanda.
Ya, Allah… Ajarkan aku untuk ikhlas melepaskannya.
***
“Annisa…,” Kak Amanda memanggil saat aku hendak pergi ke sekolah bersama ayah.
Aku pun menghentikan langkah dan membalikkan badan.
“Ada apa, Kak?”
“Hari ini kamu ada agenda liqa’, kan?” tanyanya penuh harap.
Aku hanya mengangguk heran, dan Kak Amanda menyerahkan sebuah buku padaku.
“Titip ini buat Kak Fatih, ya?”
Deg! Jantungku terasa berhenti berdetak. Kusambut buku itu dengan senyuman, kemudian berangkat ke sekolah diantar ayah.
“Assalamu’alaikum, An. ‘Afwan, Kakak nggak bisa liqa’ hari ini. Ada kepentingan yang nggak bisa ditinggalkan. Minta tolong disampaikan sama teman-teman, ya? Syukron,” Kak Nabila, murabbiku mengirim SMS pada jam istirahat pertama. Aku pun langsung mengabari teman-teman yang lain.
“Assalamu’alaikum, An. Hari ini Kakak nggak bisa liqa’. Tapi, tadi sudah Kakak sampaikan sama Ikhsan. Hanya saja, sore ini Kakak pingin ketemu kamu, bisa?” tak lama berselang, SMS Kak Fatih ikut-ikutan nimbrung di kotak masukku.
“Wa’alaikum salam. Insya Allah bisa, Kak. Jam berapa?”
Ba’da Ashar, ya? Sebaiknya ketemu di mana? Di sekolah atau Kakak mampiri ke rumah kamu aja?”
“Hmm… ba’da Ashar sih ana udah di rumah, Kak. Kalau nggak repot, boleh deh Kakak aja yang ke rumah.”
“Oke… kalau begitu, nanti sore Kakak langsung ke rumah Annisa aja.”
“Sip, Kak.”
Obrolan via SMS itu berakhir seiring berbunyinya bel delapan kali pertanda jam istirahat telah berakhir.
Sepulang sekolah, kuserahkan kembali buku yang tadi pagi dititipkan Kak Amanda padaku.
“Lho, kenapa?”
“Hari ini nggak ada liqa’, Kak?” kulihat seraut wajah yang dilanda kekecewaan tepat di hadapanku.
“Tapi, katanya Kak Fatih hari ini mau ke sini, ba’da Ashar.”
“Serius kamu, An? Mau ngapain?” senyum mengembang di bibir Kak Amanda seolah menghapus selaksa kesedihan yang tadi sempat singgah. Aku pun tersenyum mengiyakan pertanyaan kakakku itu kemudian berlalu menuju kamar mandi.
Usai shalat Ashar, aku melanjutkan membaca novel kesayanganku. Sementara Kak Amanda nampak tengah sibuk memoles dirinya di depan cermin.
“Apa mungkin kali ini, Kak Amanda akan nekat ngomong langsung tentang perasaannya ke Kak Fatih, ya? bukan lagi melalui surat.” gumamku dalam hati.
Bersamaan dengan itu, kudengar ucapan salam dari luar rumah disertai ketukan pintu tiga kali.
“An,” Kak Amanda mengisyaratkan aku untuk membukakan pintu. Aku pun beranjak dari tempat tidur.
“Wa’alaikum salam…,” sahutku sembari membuka pintu.
“’Afwan, An, mengganggu waktunya sebentar.”
Nggak apa-apa, Kak. Mari silakan masuk,” aku mempersilakan sang murabbi itu masuk dan duduk di ruang tamu.
Tak lama kemudian, Kak Amanda muncul dengan membawa baki berisi air minum dan satu toples makanan ringan, lalu menyuguhkannya pada Kak Fatih.
“Silakan, Kak. Oh iya, tumben ke sini. Ada apa, Kak?” aku melirik sekilas pada Kak Amanda.
“Ana cuma ingin mengantarkan ini saja secara langsung sama kalian. Karena ana sudah menganggap kalian ini seperti saudara sendiri. Ana berharap kalian berkenan untuk hadir,” ujar Kak Fatih tanpa basa-basi.
Aku menerima amplop hijau itu dan perlahan mengambil isinya kemudian membacanya.
            Walimatul ‘Ursy
            Muhammad Al-Fatih Fadhillah dengan Nabila El-Jihan.
            Minggu, 18 Maret 2012
Aku tersentak membaca undangan itu, ada selaksa kesedihan yang menyeruak dalam bathinku.
Barakallahu… Selamat ya, Kak. Nggak nyangka banget kalau Kakak ternyata berjodoh dengan murabbiku sendiri, Kak Nabila,” ucapku berusaha tersenyum sembari menyerahkan kertas undangan itu pada Kak Amanda. Kulihat Kak Amanda hanya terdiam dengan genangan airmata yang berusaha disimpannya agar tak sampai terjatuh di hadapan Kak Fatih.
“Alhamdulillah… Orangtua ana yang memilihkan dia untuk ana. Baiklah, kalau begitu ana pamit ya? Terimakasih atas waktu kalian. Ana benar-benar berharap kalian berkenan hadir di walimah ana nanti,” Kak Fatih pun beranjak dari tempat duduknya. Aku mengantar kepulangannya hingga depan pintu.
***
Aku menatap Kak Amanda dengan wajah sendu. Dapat kurasakan kepedihan mendalam yang dirasakan Kak Amanda saat ini. Kak Amanda membalas tatapanku dengan sejuta gambaran kesedihan di raut wajahnya. Kemudian dia beranjak dan menghambur memelukku.
“An, ternyata benar ya. Laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik dan begitu pun sebaliknya.”
“Sudah lah, Kak. Mungkin memang bukan Kak Fatih yang terbaik untuk Kakak.”
“Bukan Kak Fatih yang nggak baik buat Kakak, An. Tapi justru Kakaklah yang belum baik buat dia.”
“Allah pasti punya rencana indah di balik semua ini,” ucapku berusaha menegarkan Kak Amanda, atau lebih tepatnya menegarkan hatiku.
Kak Amanda berlari menuju kamar. Menumpahkan segala rasa indah yang telah tergores di hatinya. Sementara itu, aku memungut kembali kertas undangan bernuansa hijau itu. Mencoba meyakinkan lagi hatiku. Bahwa perasaanku telah terbunuh oleh pernikahan para murabbiku.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/06/19/53407/ikhwan-yang-kucintai-menikah-dengan-murabbiyahku/#ixzz355RoJ2vH 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Minggu, 25 Mei 2014

Misteri Terbelahnya Bulan


 Misteri Terbelahnya Bulan“Telah dekat datangnya Hari Kiamat dan Bulan telah terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya,”  [QS. Al-Qamar: 1-3].
NAMUN begitulah yang diingkari kaum musyrik terhadap mukjizat-mukjizat Allah swt, disebabkan kedengkian mereka terhadap islam.  Bahkan diantara keingkarannya pada peristiwa terbelahnya Bulan yang disebutkan dalam Al-Quran di Zaman Rasulullah Saw atau 14 Abad yang lalu.
Lebih dari itu tentang keingkaran kaum musyrikin dalam sebuah hadits diriwayatkan:
“Dari Abdullah Berkata bahwa Bulan terbelah menjadi dua bagian di zaman Rasulullah, kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Saksikanlah, Dalam diriwayat lain dijelaskan bahwa  Ketika kaum Kafir Makkah meminta Rasulullah untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah serta menguji kebenaran Risalah baginda Rasulullah dengan memintanya Membelah Bulan, maka Allah Swt mengabulkan Doa beliau hingga pada malam hari tampaklah bulan terbelah menjadi Dua bagian, di mana bagian lainnya berada di sisi  Gunung Safa dan bagian lainya di sisi Gunung Qaikaan dan terlihat di antaranya bukit Hira , tapi mereka Kafir Makkah malah mengingkari Mukjizat tersebut dan berkata: “Muhammad telah Menyihir Kita”, kemudian sebagiannya berkata:  “ jika benar kita tersihir dia tidak akan bisa menyihir semua manusia Maka tunggulah sampai datang berita dari Orang-orang yang melakukan perjalanan jauh, ketika mereka (para Musafir) tiba mereka pun mengatakan bahwa mereka menyaksikan hal yang serupa. Tetapi Kaum Kafir Makkah tetap mengingkari Mukjizat tersebut dan berkata : “…(Ini adalah) sihir yang terus menerus,” (HR. Muslim: 7249).
Beranjak dari berbagai Riwayat yang serupa, dapat disimpulkan bahwa kejadian itu tidak hanya disaksikan oleh kaum Kafir Makkah saja tetapi Manusia yang berada di tempat selain Makkah pun pada waktu itu dapat menyaksikan peristiwa itu seperti yang dilakukan oleh Abu Jahal bahwa dia pernah menunggu para pedagang yang berdatangan dari berbagai Negeri jauh (seperti Syam) untuk menanyakan Peristiwa tersebut, maka mereka juga menyaksikan hal tersebut.
Penemuan ilmuwan NASA
Ilmuwan NASA Telah mengungkapkan bawah di bulan terdapat celah dengan panjang beberapa ratus kilometer, kemudian mereka pun menemukan beberapa celah lain di permukaan Bulan yang sampai sekarang belum diketahui penyebab retakan terebut, beberapa Ilmuwan lain beranggapan bawah celah tersebut bekas dari cairan Lava hanya saja spekulasi ini sebatas teori yang tidak terbuktikan, terdapat Sejumlah besar celah pada permukaan bulan, dan beberapa di antaranya mensimulasikan `Retakan yang tersambung` seolah-olah kita berada di depan permukaan logam retak kemudian merapat !, Ilmuwan NASA menyebut fenomena ini sebagai: `rilles are still a topic of research` yang berarti fenomena celah ini masih dalam proses penelitian, Bahkan hingga sekarang pun celah ini masih membingungkan para ilmuwan dalam menjelasan penyebabnya, dan semua teori yang mereka kemukakan jauh dari kenyataan gambar yang diperoleh oleh NASA.
bulan1 Misteri Terbelahnya Bulan
Gambar celah yang menyerupai retakan besar pada Bulan seperti bagian yang telah terpotong kemudian bersambung,
Ilmuwan mengatakan bahwa: “Jenis celah ini sangat jauh berbeda dengan celah yang terdapat di kerak Bumi dikerenakan Ukurannya yang begitu besar dan Aneh bagi kita ( Ilmuwan) dan bertentangan dengan teori-teori yang kita ketahui dalam Ilmu Fisika”. Misteri apakah yang tersimpan mengenai retakan itu..Bagaimana bisa terjadi..dan kapan terjadinya? Hingga sekarang Semua pertanyaan ini masih terus mencari dan menanti jawabannya.
Para Ilmuwan NASA telah memperoleh sejumlah besar gambar dari fenomena celah di Bulan yang justru membingungkan para Ilmuwan untuk menemukan penjelasan logis atau ilmiah.
bulan2 Misteri Terbelahnya Bulan
Foto bagian Bulan ini diperoleh dari NASA pada tahun 1969 dari ketinggian 14 Km dari permukaan Bulan, menunjukkan bahwa keadaan celah itu memperlihatkan efek “Fusi” maka mereka pun menganggap penyebab efek tersebut disebebkan oleh cairan Lava yang keluar dari celah-celahnya lalu menutupi celah tersebut. Referensi gambar dan badan antariksa AS NASA: http://apod.nasa.gov/apod/image/0210/rille_apollo10_big.jpg
Ada banyak gambar yang seolah-olah yang menyimulasikan bekas las Logam ! para peneliti kebingungan menyaksikan celah ini, sebagian  berpendapat bahwa pada jutaan tahun yang lalu terdapat cairan Lava di permukaan Bulan yang meninggalakan bekas celah tersebut, tetapi anggapan itu segera terbantahkan Karena bekas Lava yang terdapat di permukaan Bulan sangat jauh berbeda dengan bekas Lava yang ada di Bumi, dan tidak tampak bekas hancur dan ambruk pada bagian celah Bulan, tetapi celah ini memiliki sisi yang tajam seakan bekas retakan. Pada Umumnya lava yang tedapat pada gunung berapi sama dengan Lava yang ada di celah retakan kerak Bumi akan tetapi terdapat perbedaan mendasar antara celah Bumi dan celah Bulan, yaitu bentuk celah Bulan tampak halus dan Lunak seakan terbentuk dengan terampil.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh American Geophysical Union pada tahun 1970, disebutkan bahwa penyebab terbentuknya Celah pada Bulan tesebut bertentang dengan teori-teori yang dikemukakan para Ilmuwan, dan diantara Laporan itu terdapat sebuah penjelasan dari seorang Insinyur bernama Ralph Juergens yang menjelasakan Bahwa sebelumnya telah terjadi sengatan Listrik yang sangat Kuat meyerupai sambaran Petir yang mengenai Bulan sehingga menyebabkan keretakan kemudian retakan itu tertutupi dan membentuk struktur las Listrik seperti pada dua potongan logam yang tersambung oleh tenaga listrik.
Seseorang Mungkin berkata: bagaimana mungkin Bulan bisa terbelah menjadi dua bagian, bisakah itu terjadi ? Lalu kenapa Bulan tidak runtuh ?, bahkan mereka pun akan berkata: jika benar terjadi, peristiwa ini sangat bertentangan dengan Hukum Fisika, gravitasi dan alam semesta ?
Jadi Kesimpulan dari permasalahan Ilmiah ini: Bahwa terdapat berbagai Mukjizat yang tidak dapat ditafsirkan dengan kekuatan Logika maupun kemajuan Sains, yaitu Mukjizat yang Allah Swt Khususkan kepada para utusan-Nya seperti Mukjizat tongkat Nabi Musa A.s Yang berubah menjadi ular dan Nabi Isa A.s yang dapat menghidupakan orang Mati atau Mukjizat-Mukjizat yang dimilik para Nabi dan Rasul yang  serupa dengannya….maka keajaiban-keajaiban seperti ini mustahil untuk ditafsirkan secara Ilmiah, karena hanya dengan imanlah seseorang bisa menjustifikasikan kebearan mukjizat itu.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fushshilat: 53).
Diterjemahkan oleh Khairul Amri Hatta, Mahasiswa Indonesia di Yaman

Referensi:
1- Report published in EOS Transactions, American Geophysical Union (51), 1970.
2- Hadley Rille on the Moon, seen by SMART-1, SpaceRef Interactive Inc July 26, 2005.
3- The Moon and Its Rilles, http://www.thunderbolts.info/home.htm, Dec 19, 2006.
4- A Lunar Rille, www.nasa.gov, 2002 October 29.
5- Ewen A. Whitaker, Mapping and Naming the Moon, Cambridge University Press, 1999.

Profil SDN PELESIRAN

SEKOLAH DASAR NEGERI PELESIRAN




 PROFIL SEKOLAH

1.      Nama Sekolah                         : SD Negeri Pelesiran
2.      Status Sekolah                         : Negeri
3.      Akreditasi                                : B
4.      NSS                                        : 101026000112
5.      NPSN                                     : 20245749
6.      NSB                                        : 102110061024
7.      Alamat                                     : Jl. Pelesiran No. 36
Kelurahan                                : Lebak Siliwangi
Kecamatan                              : Coblong
Propinsi                                   : Jawa Barat
Kode Pos                                : 40132
No. Telepon                              : (022) 82520467
8.      Tahun Pendirian                      : 1949
9.      Tahun Beroperasi                    : 1949
10.  Status Tanah                           : Pemerintah
11.  Status Bangunan                     : Pemerintah
12.  Luas Tanah                              : 1238 m2
13.  Luas Bangunan                       : 635 m2
14.  Kegiatan Belajar Mengajar     : Pagi
15.  Lokasi Sekolah                        : Daerah Perkotaan
16.  Jarak dari Kota Kecamatan     : 2 km
17.  Jarak ke Pusat Kota                : 5 km



VISI, MISI, TUJUAN, DAN STRATEGI SEKOLAH

1.      Visi SD Negeri Pelesiran
Menjadi sekolah yang terpercaya yang menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dengan dilandasi akhlak mulia, berprestasi, berkepribadian, cerdas, dan terampil dengan berwawasan masa depan.

2.      Misi SD Negeri Pelesiran
a. Menumbuhkan semangat berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.
b.      Mengembangkan sumber daya manusia yang berakhlak dengan menjunjung tinggi nilai luhur budaya.
c.       Menegakkan disiplin dan pengawasan proses belajar mengajar.
d.   Meningkatkan kinerja yang berdaya guna dan berhasil guna agar peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
e.       Membangun citra sekolah yang terpercaya di masyarakat.

3.      Tujuan SD Negeri Pelesiran
a.   Meningkatkan perilaku dan akhlak mulia peserta didik yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan serta berkepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Menciptakan peserta didik yang aktif, kreatif, dan memiliki wawasan yang luas.
c.     Mengembangkan kemampuan dasar peserta didik baik sebagai diri pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
d.   Meraih prestasi akademik dan non akademik yang dapat meningkatkan prestasi sekolah.
                        e.    Mempersiapkan peserta didik memiliki dasar pengetahuan, kemampuan, dan
                               keterampilan untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.


  4.     Strategi SD Negeri Pelesiran
a.       Penataan Organisasi
1)      Penyempurnaan sistem kerja untuk peningkatan mutu
2)      Pembinaan pemberdayaan kinerja tenaga kependidikan
b.      Peningkatan KBM
1)      Memberdayakan guru dalam KKG sebagai wahana belajar
2)      Mensukseskan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
c.   Pembiasaan diri untuk seluruh warga sekolah agar dapat menampilkan karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
d.   Pemberian kesempatan bagi tenaga pendidik dan kependidikan untuk mengikuti berbagai kursus/ diklat yang dapat meningkatkan kualitas kinerja.
e.       Pengadaan program unggulan pada tiap tingkatan kelas
                        f.     Penyelenggaraan kegiatan budaya untuk meningkatkan kecintaan pada budaya
                               bangsa yang diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan




    DATA SISWA
NO
KELAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
         1.  
I
32
41
73
         2.  
II
30
36
66
         3.  
III
38
31
69
         4.  
IV
41
34
75
         5.   
V
38
35
73
         6.   
VI
41
23
64
JUMLAH
220
200
420
 

    DATA GURU DAN TENAGA  KEPENDIDIKAN
NO
NAMA
JABATAN
MENGAJAR
KET.
         1.          
Hj. Mardiyah, S.Ag., M.Si
Kepala Sekolah
Guru PAI

         2.          
Komariah,A.Ma.Pd
Guru
Guru Kelas

         3.          
Imas Darningsih,A.Ma.Pd
Guru
Guru Kelas

         4.          
Dwi Yanti, S.Pd
Guru
Guru Kelas

         5.          
Hj. Nuke Sapnawati,A.Ma.Pd
Guru
Guru Kelas

         6.          
Iin Kurniasih, S.Pd.I
Guru
Guru PAI

         7.          
Uka Sutarsih, S.Pd
Guru
Guru Kelas

         8.          
Ati Korowati,A.Ma.Pd
Guru
Guru PJOK

         9.          
Engkus Kusnadi,A.Ma.Pd
Guru
Guru PJOK

       10.        
Irmawati, M.M.Pd
Guru
Guru Kelas

       11.        
Imas Siti Masitoh,A.Ma.Pd
Guru
Guru Kelas

       12.        
Nurhayati sari, S.Pd.SD
Guru
Guru Kelas

       13.        
Nonok Sukarsih
Guru
Guru Kelas

       14.        
Novi Ayudyaningtias, S.Pd
Guru
Guru Kelas

       15.        
Renny Nugrahaeni, S.Pd
Guru
Guru Kelas

       16.        
Siti Rokayah,A.Ma
Guru
Guru Kelas

       17.        
Arni Mulyani, S.Pd
Guru
Guru Bahasa Inggris

       18.        
Siti Rochayati
Tata Usaha
-

       19.        
Nolit Triyanto
Tata Usaha
-

       20.        
Ana Suryana
Penjaga
-

       21.        
Dadang Basar
Komite Sekolah

-




Bandung,   Maret 2014

Mengetahui,
Kepala SD Negeri Pelesiran



Hj. Mardiyah,S. Ag, M. Si
NIP. 19571101 198412 2 001