Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Tahmid wa Shalawat. Seluruh manusia pasti merasakan masalah. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang lahir dan menjalani kehidupan dengan tanpa permasalahan. Kecuali mereka yang telah terbaring di dalam tanah pekuburan.
Saat ditimpa suatu masalah -terutama problem yang banyak kaitannya, atau suatu permasalahan kompleks dengan keterlibatan banyak pihak dan efek-efeknya di kemudian hari-, banyak diantara kita yang merasa ‘musibah telah datang’. Berat sekali dalam menjalani hari. Padahal sungguh, saat itu, bagaimanakah besar nilai keimanan kita tengah diuji.
Seberapa tegarkah kita dalam mengatasi masalah-masalah itu? Serta bagaimana ‘suara’ atau sikap kita dalam melalui proses penyelesaian masalah tersebut? Allah Swt makin cinta dengan kita, maka makin bervariasi cara-Nya dalam melimpahkan ujian kepada kita. Baik berupa nikmat suka cita, maupun nikmat permasalahan yang ada setiap hari.
Kunci mencari solusi tepat dalam setiap permasalahan adalah bertanya. Meminta jawaban kepada Sang Maha Pemberi yang juga melimpahkan problem tersebut atas izin dan kuasa-Nya. Maka sikap selanjutnya bagi kita hanyalah terus bersyukur dan bersabar.
Melatih kesabaran salah satunya adalah dengan cara menahan lisan dari keluhan, sebab keluh kesah biasanya dimaknai sebagai tanda kurang bersyukur.
Doa memohon ketenangan jiwa:
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.s. Ali-Imran: 191)
Ketika masalah beragam datang, bersabar dirasa berat, logika seolah tak mampu lagi mengatasinya, maka marilah kita perbanyak istighfar dan terus berusaha memohon hanya kepada-Nya. Tak terhitung jumlah manusia yang meminta kepada selain-Nya dikala kalut, gundah dan resah, sehingga jatuh ke dalam kemusyrikan. Na’udzubillahi Minzalik.
Bersabar menunjukkan kita ridha atas qadha dan qodar-Nya dan terus bersikap optimis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedikit tips supaya diri kita kian merasakan manisnya kesabaran saat problem datang. Marilah kita lakukan hal ini:
1. Berwudhu. Mantapkan untuk shalat fardhu di awal waktunya. Serta perbanyak shalat sunnah.
2. Membaca ayat-ayat al-Quran. Resapi maknanya. Tekankan dalam hati bahwa, “Laa Yukallifullahu Nafsan Illa Wus’aha”, Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Q.s. al-Baqarah: 286). Teruskan memperbanyak zikir, mantapkan hati bahwa:
- لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ.
La Haula wa La Quwwata Illa Billah.
(Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah semata-mata).
3. Tengoklah alam, pantai, langit biru, pepohonan dengan rimbun daun hijau berseri, suara burung, katak, dsb. Betapa cantik alam ini. Begitu indah dan amat sayang jika kita lalai dalam mensyukuri kebesaran Allah. Tata letak semesta nan indah ini dengan segala perangkat kompleks tentu ‘lebih pantas’ untuk dipuji daripada dicemberuti. Subhanallah Walhamdulillah. Betapa trilyunan nikmat tercurah kepada kita. Pantaskah, hanya gara-gara satu-dua problem lalu menjadikan kita manyun, sebel, bahkan kufur terhadap nikmat-Nya?! Na’udzubillah, Faghfirlanaa.
4. Ingatlah bahwa banyak manusia lainnya yang memiliki problem lebih banyak dan beragam.
Tapi bisa bersikap lebih bijak dari pada kita. “Mereka dapat bijak memetik hikmah dalam menemukan solusi, lantas kenapa diri kita tidak bisa?!”
5. Ingatlah bahwa para Nabi dan Rasul pun ‘sama’. Seluruh usia hidup mereka dipergunakan untuk perjuangan yang tak pernah putus asa. Mereka memiliki ujian permasalahan yang jauh lebih dahsyat daripada hal yang menimpa kita. Tentu, kita harus introspeksi diri. Kita sering lupa dan lalai, serta malas ‘mengulangi renungan’ pelajaran-pelajaran lama. Sesungguhnya tatkala kita mengenang sirah para Nabi, maka kita bermalu diri jika tidak bersabar. Sebab problema kita hari ini, belum sampai seujung kuku dibandingkan dengan perjuangan para Nabi Allah Swt tersebut.
6. Renungkan bahwa waktu selalu berlari. Hidup bagaikan roda sepeda. Kadang bertumpuk problem, kadang bertumpuk senyum dan tawa girang pula. Inilah nikmat ‘masa hidup’. Masa ‘naik level’. Setiap melalui permasalahan yang seabrek-abrek adalah waktu untuk memperbanyak amal shalih, masa aktif kreatif jiwa raga dalam memperbaiki kualitas diri. Insya Allah. Musibah terbesar adalah apabila kita kian jauh dari jalan keridhaan-Nya.
7. Senyum sabar. Terus menerus belajar bersabar agar dapat menularkan kebahagiaan kepada orang sekitar. Bagi lingkungan, juga menjadi perhitungan amal kebajikan di sisi-Nya. Bukankah duri yang menyakiti telapak kaki, atau saat tersandung pun ada ‘dosa berguguran’ sebagai balasan buat kita? Masya Allah. Maka, kita manfaatkan setiap momen ‘banyak masalah’ ini dengan selalu sabar, sabar dan terus bersabar.
Semoga beroleh banyak manfaat, aamiin. Wallahu A’lam Bishshowwab
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/05/08/50952/sabar-sabar-dan-tetap-sabar/#ixzz318DnNPcB
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar